Ditulis Oleh :
Upik Mardiyana, S.Pd. (CGP A-7 Kab.Bangkalan)
UPTD SMPN 1 LABANG
TAHUN 2023
Dalam suatu proses pembelajaran terdapat interaksi yang baik antar peserta didik, pendidik dan sumber belajar dan terdapat proses perubahan perilaku berupa pengetahuan sikap dan keterampilan yang menjadi hasil dari latihan dan pengalaman.
Dalam membangun budaya positif, kita perlu meninjau lebih jauh tentang strategi di sekolah untuk menumbuhkan lingkungan sekolah yang positif guna mendukung pembelajaran yang bermakna.
Berbagai upaya yang dapay dilakukan yakni refleksi dan penerapan strategi dalam praktik disiplin. mengontrol murid dan menjalankan dalam menerapkan budaya positif.
Konsep budaya positif sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam lembaga pendidikan dalam rangka mewujudkan merdeka belajar. Budaya positif meliputi beberapa hal; perubahan paradigma stimulus respon, konsep disiplin positif, keyakinan kelas, pemenuhan lima kebutuhan dasar manusia. lima posisi kontrol dan segitiga restitusi.
- Perubahan paradigma stimulus respon. Dalam membangun budaya positif, sekolah perlu menyediakan lingkungan positif, aman, dan nyaman agar murid dapat berfikir, bertindak dengan mandiri dan beranggung jawab.
- Konsep disiplin positif, merupakan topik pembahasan tentang disiplin. Bila anak bisa disiplin tentunya mereka dapat belajar dengan baik. dan mendisiplinkan anak tentunya tantangan terbesar bagi guru. Dengan kata lain, bila anak yang memiliki disiplin diri berarti anak tersebut bisa bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya dengan berdasarkan tindakan mereka pada nilai-nilai kebajikan universal.
- Keyakinan kelas. Keyakinan kelas dibentuk dengan peraturan yang bersifat abstrak, lebih rinci dan konkrit. Keyakinan kelas berupa pertanyaan universal yang dibuat dalam bentuk positif dengan harapan bisa dipami oleh semua warga kelas, keyakinan kelas sebaiknya juga dapat diterapkan dilingkungan sekolah.
- Pemenuhan lima kebutuhan dasar manusia. Untuk terbentuknya bidaya positif yang perlu diciptaan adalah keyakinan kelas yang disepakati bersama seluruh warga klelas. Seluruh tindakan yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan tertentu dan semua yang dilakukan adalah usaha terbaik untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Ada beberapa hal untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yaitu, kebutuhan bertahan hidup (suvival), cinta dan kasih sayang (love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan kekuasaan (power), ketika seseorang melakukan perbuatab yang bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan, hal itu sebenarnya dikarenakan mereka gagal memenuhi kebutuhan dasar manusia.
- Lima posisi kontrol. Berdasarkan teori kontrol Dr. William Glasser, Gossen berkesimpulan ada lima posisi kontrol yang bisa diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol. lima posisi kontrol tersebut adalah penghukum, membuat orang merasa bersalah, teman, pemantau dan manajer.
- Segitiga restitusi
Dalam segitiga restitusi yakni menstabilkan identitas tindakan yanng salah, validasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan. Konsep budaya positif ini sebaiknya eiterapkan di kelas dan disampaikan kepada semua guru.
Banyak hal positif yang akan didapat apabila menerapkan segitiga restitusi ini yakni, murid lebih dihargai, disiplin diri bukan lagi diartikan sebagai hukuman, menghargai setiap perilaku murid memiliki tujuan, mewujudkan merdeka belajar dengan menyusun keyakinan kelas dibentuk secara bersama, disepakati bersama dan untuk ditaati bersama serta lebih memahami bahwa sumber alasan perilaku manusia adala untuk menghindari ketidak nyamanan untuk mendapatkan imbalan/penghargaan dan menjadi oran yang diinginkn sesuai nilai yang mereka percaya.
Semoga artikel ini dapat membawa hal positif dalam sistem belajar mengajar dilembaga yang mendukung program Merdeka Belajar sesai dengan konsep Ki Hadjar dewantara.
Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan
Salam Guru Hebat Indonesia
Bagi rekan-rekan yang ingin mendownload file pdf-nya bisa di download disini
atau bisa membacanya pada tampilan dibawah ini